Tag Archives: KEMENKES

COVID-19 RI, KEMKES UMUMKAN KASUS NAIK DI INDONESIA

TERKINI – Covid-19 kembali marak di indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemkes RI) mengumumkan bahwa angka kasus Covid-19. Kasus ini sebelumnya sempat menghebohkan dunia, karena penyebaran virus ini termasuk cepat dan menyebar keseluruh dunia.

Namun dalam beberapa bulan belakangan ini sudah mulai hilang, dan saat ini kembali lagi muncul dengan berbagai varian serta dikabarkan meningkat kembali. Hal ini tentunya menyebabkan masyarakat menjadi panik karena sempat memakan korban jiwa yang lumayan banyak.

Berdasarkan laporan yang diterima, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). Pihaknya dengan ini menjelaskan bahwa angka kasus Covid-19 di Indonesia mengalami peningkatan kembali. Situasi ini menunjukkan adanya perluasan penyebaran virus di beberapa wilayah di Indonesia.

Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Covid-19 RI

Kemenkes RI mengajak seluruh masyarakat untuk tetap waspada dan meningkatkan kewaspadaan terhadap penularan virus Covid-19. Diharapkan setiap individu melaksanakan protokol kesehatan dengan disiplin, seperti menjaga jarak fisik, mencuci tangan dengan sabun secara rutin, menggunakan masker, dan menghindari kerumunan.

Untuk memutus rantai penyebaran virus, Kemenkes RI juga mengimbau masyarakat untuk mendapatkan vaksin Covid sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Vaksinasi merupakan salah satu langkah penting dalam melindungi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita dari Covid-19.

Kemenkes RI terus bekerja sama dengan pihak terkait, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk meningkatkan upaya penanganan dan pengendalian Covid-19. Dalam upaya ini, kami mengharapkan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat dan segenap lapisan masyarakat untuk saling mendukung dan bersatu melawan penyebaran virus ini.

Mari kita bersama-sama menjaga kesehatan dan keselamatan kita sendiri, keluarga, serta masyarakat sekitar. Patuhi protokol kesehatan dengan tulus dan rajin, serta berusaha untuk tidak menyebarkan informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Kemenkes RI akan terus menyampaikan informasi terkini seputar perkembangan situasi Covid-19 di Indonesia. Tetap mengikuti sumber informasi resmi yang dikeluarkan oleh Kemenkes RI dan tim satgas Covid-19 untuk mendapatkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya.

Menurut informasi yang diberikan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menyatakan bahwa angka kasus Covid kembali mengalami peningkatan di Indonesia.

BACA JUGA : ERUPSI GUNUNG MERAPI SUMATERA BARAT BANYAK MENELAN KORBAN

PNEUMONIA TERJADI DI CHINA, MENKES RI ANTISIPASI

JAKARTA Baru-baru ini sosial media kembali dihebohkan dengan kemunculan pneumonia “misterius” yang terjadi di China. Virus ini menyerang anak-anak yang ada di negara tersebut.

Dikabarkan juga bahwa virus ini mirip dengan COVID-19. Berkaitan dengan hal yang terjadi tersebut, Budi Gunadi Sadikin Menteri Kesehatan (Menkes) meminta masyarakat untuk tidak perlu khawatir dengan virus tersebut.

Ia mengatakan bahwa yang terjadi di China ini bukan berasal dari patogen baru. Menkes juga menyampaikan bahwa situasi yang terjadi di China saat ini sedang diperiksa lebih lanjut oleh (WHO), Organisasi Kesehatan Dunia.

“Itu sudah diperiksa sama WHO, dan apa yang ada di sana bukan sebuah infeksi dari patogen baru. Jadi hal ini berasal dari patogen-patogen yang sudah ada sebelumnya. Sedangkan peningkatannya yang terjadi, dikarenakan ada peningkatan penularan saja,” kata Budi, Selasa (29/11/2023), di Jakarta Pusat.

“Namun, hal tersebut tidak membuat khawatir, karena tidak berasal dari patogen baru atau bukan dari bakteri baru seperti SARS-CoV-2,” lanjutnya.

Tindakan Antisipasi Terhadap Pneumonia

Demi memastikan keamanan di wilayah Indonesia, Budi menjelaskan bahwa Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) memiliki sentinel surveilans untuk melakukan pengamatan. Pengamatan tersebut dilakukan untuk melihat apakah ada kenaikan penyakit-penyakit pneumonia, terkhusus pada anak-anak.

“Kita mengamati apakah ada kenaikan penyakit pneumonia yang terjadi pada anak-anak. Sampai saat ini kita tidak melihat ada yang naik tinggi gitu ya” ucap Budi.

Budi menghimbau kepada masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan tubuh serta menerapkan protokol kesehatan. Salah satu cara yang bisa diterapkan adalah dengan menggunakan masker apabila sedang sakit.

“Yang penting tetap menjaga protokol kesehatan saja. Kalau merasa batuk gunakan masker gitu ya. Kalau misalnya merasa udara sudah nggak bagus. ya udah nggak usah terlalu banyak melakukan aktivitas. Seperti itu aja,” katanya.

“Makan yang cukup, lakukan istirahat yang cukup. Karena penyakit seperti ini sangat bergantung kepada daya tahan tubuh kita,” tuturnya

Kemenkes juga telah menerbitkan surat edaran Nomor:PM.03.01/C/4632/2023 tentang kewaspadaan Terhadap Kejadian Pneumonia di indonesia. Surat tujuan tersebut diterbitkan pada (27/11/20223) dan ditujukan kepada seluruh Kepala dinas. Mulai dari Kepala Dinas Kabupaten/Kota Hingga Provinsi. Surat tersebut juga diedarkan hingga ke Kepala puskesmas yang ada di indonesia serta Kepala Kesehatan Pelabuhan.

BACA JUGA : TNI BERDUKA, EMPAT ANGGOTA TNI TERTEMBAK DI PAPUA

Kemenkes RI Sebarkan Nyamuk Wolbachia Pada 5 Kota Indonesia

REPUBLIK Kemenkes RI melakukan penyebaran nyamuk Wolbachia pada 5 kota yang ada di indonesia. Lantas menjadi pertanyaan ditengah masyarakat. Apakah nyamuk Wolbacia ?, dan untuk apa kemenkes menyebarkannya ?. Berikut akan kita bahas detail nya.

Kementerian Republik Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah melakukan penyebaran nyamuk. Nyamuk tersebut mengandung bakteri Wilbachia dan disebarkan ke 5 kota di indonesia. Nyamuk tersebut dipercaya akan mampu menurunkan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang hingga saat ini masih banyak masyarakat terdampak akan penyakit tersebut.

Daftar 5 Kota Indonesia Yang Dipilih Kemenkes RI

Kota yang telah disebarkan nyamuk Wolbachia adalah Jakarta, Bandung, Semarang, Kupang dan Kota Bontang. Mulai dari awal 2023 nyamuk Wolbachia sudah mulai disebarkan pada lima kota tersebut.

Ngabila Salama selaku Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan dari Kemenkes menyatakan bahwa penebaran nyamuk tersebut berdasarkan Keputusan Kementerian Kesehatan RI Nomor 1341. Dalam putusan tersebut mengatur tentang pilot project implementasi nyamuk Wolbachia sebagai inovasi penanggulangan DBD.

“Sebagai pilot project di indonesia. Penyebaran virus ini dilaksanakan pada 5 kota, yaitu Jakarta barat, Bandung, Semarang, Kupang, dan kota Bontang,” jelas ngabila dalam keterangan tertulis pada Selasa (21/11/23).

Ia juga mengatakan bahwa World Mosquito Program (WMP) dan Universitas Gajah Mada (UGM) di yogyakarta telah melakukan penelitian sejak 2011. Penelitian tersebut dilakukan melalui fase persiapan serta pelepasan nyamuk Aedes Aegypti Berwolbachia. Namun dengan skala terbatas. (2011-2015).

Salama juga mengatakan jika nyamuk Wolbachia adalah inovasi terbaik yang aman dan efektif dalam menekan kasus DBD yang hingga saat ini masih banyak terjadi di Indonesia.

Dia juga meminta kepada masyarakat untuk tidak perlu khawatir ketika periode awal pelepasan nyamuk Wolbachia nanti akan membuat populasi nyamuk dilingkungan rumahnya semakin bertambah.

Selanjutnya , Salama juga menyatakan jika dalam pilot project tersebut tidak menjadikan manusia sebagai kelinci percobaan.

Tentang Nyamuk Wolbachia

Kehadiran dari bakteri Wolbachia pada nyamuk Aedes Aegypti tidak akan bisa menularkan virus lagi ketika nyamuk tersebut menggigit manusia.

Bakteri Wolbachia tidak bisa hidup pada tubuh manusia karena ia merupakan bakteri alami pada serangga yang ramah lingkungan. Serta bakteri ini juga tidak mengganggu ekosistem serta siklus hidup mikroorganisme lain.

Selama beberapa bulan percobaan nyamuk Wolbachia telah mampu membuat nyamuk pembawa virus DBD mandul. Sehingga ketika manusia tergigit oleh nyamuk yang membawa DBD tidak akan lagi terinfeksi DBD karena telah dimandulkan oleh Wolbachia. Jelas salama.

Setelah dilakukan penyebaran nyamuk wolbachia, terbukti pada kota yang disebarkan telah mampu menekan kasus DBD hingga 77%. Selain itu juga mampu menurunkan kebutuhan rawat inap dengan kasus DBD dirumah sakit sebesar 86%. Hal tersebut dijelaskan Riris Andono Ahmad selaku Direktur Pusat Kedokteran Tropis, Fakultas Kedokteran UGM.

BACA JUGA : GMAIL AKAN DIHAPUS OLEH GOOGLE ? INI PENJELASANNYA