Semarang – Pengemis bentak seorang pengendara mobil, yang mengumpat pengemudi mobil karena tidak diberi uang viral di media sosial. Pengemudi mobil dalam video tersebut berbagi kisahnya. Pengemis bentak pengemudi langsung viral
Video yang diambil dari kamera dashcam tersebut pun dibagikan oleh akun Instagram @portalemarang. Dalam video tersebut, terlihat seorang pengemis yang menggunakan tongkat berjalan menuju mobil dan meminta sumbangan.
Pengemudi mobil menolak dengan sikap meminta maaf. Kemudian, pengemis tersebut justru mengumpat dengan kata-kata yang tidak pantas. Setelah mengumpat, pengemis itu lalu memaki-maki sang sopir.
“Minta maaf sudah seperti anjing,” kata pengemis itu dalam video yang dilihat detikJateng, dikutip Senin (19/8/2024).
Pengemudi mobil, Muhammad Faizurrohman (28), mengatakan, kejadian sebenarnya terjadi pada Rabu (14/8) di lampu merah pintu keluar Tol Bawen. Ia mengaku membagikan video tersebut agar masyarakat lebih berhati-hati. Ia pun menyatakan tidak akan membuat laporan terkait hal tersebut.
Marah Krena Tidak Diberikan Uang
“Itu saja yang saya sampaikan, dan saya tidak mau ambil pusing, kalau sudah menyebar ke mana-mana, paling tidak masyarakat akan sadar, atau sadar, kalau mau menempuh jalur itu harus menyiapkan kesabaran ekstra atau mungkin hati-hati, Mungkin mereka akan melangkah lebih jauh kan,” jelas Faizurrohman saat dihubungi, Senin (19/8).
BACA JUGA : Meriahkan HUT Kemerdekaan RI, Ada Lomba Mencari Pasangan
Diakui Faizurrohman, ini merupakan pengalaman pertamanya mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari pengemis. Pria asal Pangandaran ini kaget mendapat perlakuan seperti itu di kota yang terkenal dengan keramahan warganya.
“ Dan Seumur hidup saya belum pernah mengalami pengemis yang bertingkah seperti itu dan sekarang saya hanya mengalami pengemis seperti itu di Jawa Tengah, kota yang terkenal dengan keramahannya, ini agak aneh, kalau dilihat dari logatnya sepertinya tidak ada. seperti orang DIY-Jawa Tengah,” ujarnya.
Berkaca dari kejadian tersebut, dia berharap warga tidak menormalisasi mengemis di jalanan. Menurutnya, pemberian donasi ke lembaga resmi akan lebih tepat sasaran.
“Menurut saya mengemis di jalanan itu seperti sebuah profesi, bukan karena keadaan yang memaksa orang itu, jadi berhentilah bersikap normal atau menoleransinya, jangan terkecoh dengan wajah yang menyedihkan atau penampilan yang compang-camping, bersedekah yang baik kini menjadi landasan yang jauh lebih baik juga. iya kan? “Lebih baik karena sesuai tujuan dan sasaran atau mungkin tetangga atau saudara langsung,” jelasnya.
“Besaran perhiasan dan uang tersebut, kami ketahui setelah melakukan pemeriksaan terhadap tersangka,” jelasnya.
Usai diperiksa, petugas Satpol PP Kota Semarang dan Dinas Sosial Kota Semarang mengetahui bahwa yang bersangkutan bukan warga Kota Semarang, melainkan warga Kabupaten Demak.
“Setelah itu kami bawa ke Among Jiwo, tempat penampungan,” imbuhnya.
Selain itu, Dinas Sosial Kota Semarang juga berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Demak agar diketahui yang bersangkutan juga merupakan penerima Program Keluarga Harapan (PKH).
“Memang pengemis juga dalam pengawasan Dinas Sosial Demak,” jelasnya.