SIKKA – Dimasa yang sudah sangat modern sekarang ini, negara Indonesia termasuk negara yang melek akan teknologi. Dari seluruh kalangan lintas usia maupun golongan, semua sudah menggunakan teknologi, termasuk smartphone dari anak usia 3 tahun pun sudah diberikan fasilitas tersebut. Dan seluruh teknologi yang ada tersebut membutuhkan Tenaga Listrik sebagai sumber daya. Namun hal ini sepertinya tidak berlaku untuk seluruh wilayah di negara kita. Masih banyak wilayah di Indonesia yang tidak teraliri listrik, termasuk 3 ( Tiga ) kampung di Sikka NTT yang sudah puluhan tahun tidak menerima aliran listrik.
Di era modern seperti sekarang ini siapa sangka masih ada 3 wilayah di indonesia yang tidak merasakan listrik selama puluhan tahun. Tiiga wilayah tersebut adalah Kampung Lelerana, Dhodo, dan Liba di Desa Magepanda, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Respon PLN Terhadap 3 Kampung Sikka NTT
Terkait listrik di kampung Sikka NTT , Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Flores Bagian Timur. Rully Agus Widanarto menyatakan bahwa pembangunan jaringan listrik di tiga kampung Sikka NTT akan secepatnya dilaksanakan.
Rully juga menyampaikan bahwa sudah dilakukan survei lapangan oleh petugas dikampung tersebut pada senin (2/10/2023) pagi. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh tim, belum ada pengajuan terkait penyambungan listrik ke PLN dari tiga wilayah tersebut.
“Saat ini kita sudah lakukan survei untuk rencana penyambungan listrik di 3 kampung itu. Kita ajukan untuk bisa realisasi tahun ini, nanti kita info progresnya, ” Ujar Rully.
Warga kampung mengeluh karena sudah puluhan tahun tidak merasakan liistrik dikampungnya dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Sehari- hari warga hanya menggunakan listrik tenaga surya ( solar cell ) bantuan desa setempat pada tiga tahun lalu. Namun itu pun sangat terbatas, mereka hanya bisa menggunakan 2 bola lampu. Dan jika musim hujan mereka hanya mengandalkan lampu dari minyak tanah.
Permasalahan listrik sangat berpengaruh dalam keseharian warga, secara keseluruhan merasakan dampaknya, termasuk untuk para siswa dikampung tersebut. Para siswa kesulitan untuk belajar dimalam hari, apalagi kita tahu saat ini dunia pendidikan sudah banyak yang menggunakan ponsel pintar (Smartphone) dalam proses belajar mengajar.
Dalam kondisi tertentu para siswa harus berjalan sejauh 3 kilometer kekampung lain hanya untuk mengisi daya ponsel pintar. Berdasarkan pengakuan warga, mereka sudah mengajukan proposal pada 2021. Lalu pada tahun 2022 mereka diminta untuk mengurus surat pembebasan lahan. Bahkan saat itu juga warga sudah diiminta untuk menunjuk titik mana yang akan dipasang tiang listrik. Namun belakangan warga mendapat informasi bahwa pembangunan jaringan listrik dii ketiga kampung tersebut dibatalkan.
Baca Juga : Harga Beras Mahal, Pemerintah Suruh Masyarakat Makan Ubi